Senin, 02 Mei 2016

Makalah Jaringan Peer To Peer Dan Client Server



MAKALAH JARINGAN
Peer to Peer & Client Server





Disusun Oleh:
                                                Nama                          :  Anita Sari
                                                NIS                             : 114037
                                                Kelas/ Jurusan           : XI TKJ 1


PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) YP 17 CILEGON
BANTEN
2015 – 2016

Jaringan Peer to Peer

1.     Pengantar
 Jaringan P2P (peer-to-peer) telah lahir dan berkembang secara dramatis seiring meledaknya teknologi informasi dan komunikasi. Di abad internet saat ini, para netter tentu sudah pasti tidak asing lagi dengan nama Gnutella, Kazaa, atau Napster. Ketiga nama ini merupakan contoh jelas dan sederhana untuk menggambarkan betapa hebatnya sebuah jaringan yang bersifat “persahabatan/pertemanan”.
Gebrakan awal teknologi ini dipelopori oleh Usenet News Servers yang banyak didominasi/diisi dengan newsgroup. Tom Truscott dan Jim Ellis, dua mahasiswa yang membuat aplikasi untuk Usenet, mungkin tidak akan menyangka kalau aplikasi yang dulu mereka buat kini telah mampu mengubah paradigma manusia tentang banyak hal. Salah satunya adalah mengenai hak cipta (copyright), yang sampai sekarang masih menjadi polemik dunia industri musik di Amerika Serikat. Jadi, jika ada netter yang buta tentang teknologi ini, mungkin dia termasuk orang yang telah tidur selama 9 bulan di atas kasurnya tanpa pernah membuka mata sedetik pun. Ini adalah sindiran Todd Sundsted, Chief Architect dari PointFire, Inc. yang menulis artikel di situs IBM tentang teknologi sederhana nan mengagumkan ini.


2.     Sejarah Singkat Peer to Peer
Tahun 1979, Usenet, sebuah aplikasi terdistribusi (baca: tidak tersentralisasi/ distributed) yang dibuat oleh Tom Truscott dan Jim Ellis, lahir di Amerika Serikat. Aplikasi ini umumnya melayani penggunanya dengan newsgroup. Pada tahun-tahun itu, dunia belum mengenal dan mampu menikmati layanan internet sebaik dan secepat seperti saat ini. Umumnya, berkas-berkas yang berada di dalam komputer milik pengguna usenet dipertukarkan dalam bentuk batch files (berkas yang berisi data yang diproses atau ditransmisikan mulai dari awal hingga akhir). Biasanya, para pengguna
saat itu saling bertukar data di malam hari yang larut. Itu adalah waktu di sebuah negara besar ketika jalur telepon untuk SLJJ (sambungan langsung jarak jauh) sedang sepi. Akibatnya, tidak ada cara yang efektif untuk membuat fungsi aplikasi ini menjadi tidak terdistribusi. Dengan kata lain, aplikasi ini tetap menjadi aplikasi yang tidak memiliki pusat kendali (server). Bahkan hingga hari ini.
Aplikasi P2P generasi awal lain yang sukses dan populer adalah FidoNet. Laiknya Usenet, FidoNet juga digunakan secara terdistribusi. Aplikasi ini dibuat oleh Tom Jennings pada tahun 1984 sebagai cara untuk bertukar pesan diantara pengguna-penggunanya yang memiliki BBS (Bulletin Board System) yang berbeda.
Baik Usenet maupun FidoNet dapat menjadi contoh betapa hebatnya teknologi P2P. Sampai detik ini, keduanya masih lestari. Uniknya, sekarang keduanya sudah tidak sendiri lagi. “Cucu-cucu” mereka sudah lahir dan ikut menggebrak dunia maya. Sebut saja Gnutella, Kazaa, Napster, dsb.

3.     Pengertian Peer to Peer
Jaringan komputer Peer to Peer termasuk sebuah cabang (subset) dari bidang komputasi terdistribusi. Namun komputasi terdistribusi sendiri bukanlah cabang dari Peer to Peer. Sebutan “peer-to-peer” mengisyaratkan sebuah hubungan kesetaraan (egalitarian relationship) diantara para peer (baca: pengguna satu dengan yang lainnya). Dan yang terpenting, hubungan ini haruslah menghasilkan interaksi langsung antara komputer pengguna yang satu dengan komputer pengguna lainnya. Tanpa embel-embel ada komputer yang berstatus sebagai client dan berstatus sebagai server.
Secara teknis, jaringan P2P (peer-to-peer) adalah sebuah jaringan yang memungkinkan semua komputer dalam lingkungannya bertindak/berstatus sebagai server yang memiliki kemampuan untuk mendistribusikan sekaligus menerima berkas-berkas atau sumber daya (resource) yang ada dalam komputer mereka ke komputer lainnya.
Jaringan bertipe ini sangat banyak dijumpai di kantor-kantor yang tidak membutuhkan sebuah sentral pengaturan laiknya jaringan client-server. Di internet, jaringan P2P hidup dan berkembang melalui aplikasi-aplikasi populer seperti Napster dan Gnutella.





4.     Klasifikasi Peer to peer
Berdasarkan tingkat/derajat sentralisasinya, jaringan P2P terbagi ke dalam 2 tipe, yakni:

a.      Peer to Peer Murni (Pure Peer to Peer), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
        Masing-masing peer berstatus setara (egaliter), setiap peer berstatus sebagai client juga server.
       Tidak ada server pusat yang mengatur jaringan.
        Tidak ada router yang menjadi pusat jaringan.

b.      Peer to Peer Hybrid (Hybrid Peer to Peer), dengan ciri-ciri sebagai berikut:
        Mempunyai server pusat yang memantau dan menjaga informasi yang berada di setiap peer sekaligus merespon peer ketika ada yang meminta informasi itu.
        Setiap peer bertanggung jawab untuk menyediakan resource yang tersedia. Hal ini terjadi karena server pusat tentu diatur sedemikian rupa untuk tidak memilikinya. Selain itu, hal ini juga dilakukan agar server pusat tersebut dapat mengetahui resource apa saja yang akan didistribusikan di dalam jaringan.
        Ada router yang menjadi pusat jaringan.



5.     Manfaat Peer to Peer
Tujuan utama dari jaringan Peer to Peer adalah agar semua peer dapat menyediakan sekaligus memanfaatkan resource komputer, termasuk bandwith, media penyimpanan, dan kemampuan komputasi yang ada di dalam jaringan tersebut. Dengan demikian, ketika node-node (komputer-komputer) telah banyak terhubung dan terjadi banyak permintaan terhadap sistem, kapasitas total yang dimiliki oleh sistem juga akan meningkat. Hal ini merupakan kontraproduktif dengan apa yang terjadi pada sistem client-server. Dalam sistem client-server, bertambahnya client justru dapat menyebabkan melambatnya transfer data di dalam sistem.
Sifat terdistribusi yang dimiliki oleh jaringan P2P ini juga dapat meningkatkan kestabilan/kekokohan (robustness) sistem dari kemungkinan kegagalan (system failure). Kestabilan ini disebabkan oleh dua faktor. Pertama, adanya replikasi/penggandaan data yang terjadi di antara para pengguna (peer). Kedua, dengan memanfaatkan resource komputer peer itu sendiri untuk mencari data yang ada di dalam jaringan tanpa mengandalkan satu resource komputer server saja.

6.     Topologi Jaringan Peer to Peer
Shuman Ghosemajumder dalam makalahnya yang berjudul Advanced Peer-Based Technology Business Models yang diterbitkan pada tahun 2002 membagi topologi jaringan P2P ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut:

a.      Centralized Model
Model ini adalah model yang digunakan oleh Napster. Semua peer (pengguna) akan terhubung ke satu atau sekelompok (cluster) server. Server ini berfungsi untuk memfasilitasi (baca: sebagai mediator) hubungan antara peer dalam jaringan tersebut. Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran berikut ini:
        Discovery. Server yang memainkan peran ini akan meyimpan informasi tentang user yang sedang terhubung ke dalam sistem sekaligus memungkinkan semua user untuk mengetahui bagaimana cara menghubungi user tertentu yang sedang berada di dalam jaringan.
        Lookup. Server dengan peran lookup memiliki kemampuan server dengan peran discovery. Hanya saja, server ini juga akan menyediakan mekanisme pencarian yang tersentralisasi.
        Content Delivery. Dalam peran ini, peer akan meng-upload semua atau beberapa data (content) milik mereka ke server pusat. Dengan cara ini, proses transfer data menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan kedua model peran sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.





Gambar topologi model tersentralisasi dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:




Model ini membutuhkan sebuah atau beberapa server yang digunakan untuk melakukan beberapa tugas atau fungsi tertentu

b.      Decentralized Model

Model ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur yang sama dalam sebuah jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client di dalamnya. Contoh aplikasinya adalah Freenet. Dalam model terdesentralisasi, seorang peer tidak akan dapat mengetahui
jumlah peer lainnya yang sedang terhubung di dalam jaringan. Selain itu, seorang peer juga tidak akan dapat mengetahui alamat dari peer lain yang akan dihubunginya. Satu lagi kekurangan model ini adalah bahwa peer tidak dapat mengetahui isi (content) komputer milik peer lainnya yang sedang tersedia dalam jaringan.
Meskipun begitu, model desentralisasi juga memiliki kelebihan. Diantaranya berkaitan dengan masalah keamanan, baik itu dilihat dari segi teknologi maupun hukum hak cipta. Dari segi teknologi, model desentralisasi menguntungkan karena akan lepas dari kemungkinan satu serangan tunggal yang dapat mematikan jaringan. Sedangkan dari segi hukum hak cipta, meskipun masih menyisakan bias, model ini relatif lebih bebas dari jerat undang-undang hak cipta karena content yang tersebar dalam jaringan merupakan data yang hendak saling dipertukarkan. Bukan untuk dijual atau dibajak.


7.     Kesimpulan
Dari uraian di atas kita dapat mengambil beberapa poin sebagai kesimpulan.
Berikut poin-poin tersebut:
        Teknologi Peer to peer masih akan terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
        Semakin besar jumlah user yang menjadi peer dalam sebuah jaringan Peer to peer maka akan semakin bagus pula jaringan tersebut. Baik jika dilihat dari sisi teknologi maupun sosial.
        Berdasarkan derajat sentralisasinya, Peer to peer terbagi ke dalam dua bagian, yakni; Peer to peer Murni dan Peer to peer Hybrid.
        Masing-masing kategori Peer to peer memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. User dapat memilih kategori mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.
        Keberadaan jaringan Peer to peer masih sering menimbulkan konflik dalam hal hak cipta suatu karya intelektual. Terutama dalam dunia industri hiburan seperti musik, TV dan film.


Jaringan Client Server



1.     Pendahuluan
Pemanfaatan perangkat lunak berperan erat bagi perkembangan di semua lini, baik itu institusi pendidikan, lingkungan bisnis, maupun kalangan pribadi. Tentunya tidak berpulang dari penggunaan perangkat lunak tersebut, sampai sejauh mana fungsinya dapat diberdayakan dan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk penerapannya. Pemilihan perangkat lunak yang sejalan dengan kebutuhan harus benar-benar diperhatikan, karena itu perencanan awal dimulai dengan mengindentifikasi kebutuhan di lingkungan yang ada. Setelah proses identifikasi kebutuhan didaftarkan, kita dapat memilih perangkat lunak seperti apa yang akan digunakan. Tulisan kali ini, memperkenalkan salah satu bentuk client/server dengan mengambil contoh penggunaan ”Web Server”, yang beroperasi di lingkungan GNU/Linux dan penggunaan aplikasi client browser. Pemilihan sengaja jatuh ke lingkungan tak berbayar untuk memamfaatkan perangkat lunak tersebut, alias proyek opensource.

Pemanfaatan web server menambah khazanah pengembangan aplikasi web, seperti :
1.      elearning,
2.      egovernment,
3.      ecommerce.

Pendistribusian informasi di satu layanan dan penggunaan aplikasi client yang sungguh sangat mudah – hampir di setiap perangkat keras (PC, PDA) sudah terdapat browser. Web server sebagai pemberi pelayanan membutuhkan sistem operasi untuk menjalankan fungsinya. Sehingga kemampuan sistem operasi menangani web server menjadi perhatiannya. Yang tentunya komunikasi antar sistem operasi dengan aplikasi web server harus dimengerti kedua unit. Semua itu tak terlepas dari pengembangan model OSI (Open Systems Interconnection Reference) dan TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang memungkinkan komunikasi antar computer yang satu dengan lainnya, perangkat keras, perangkat lunak client/ server tentu menggunakan kaedah ini karena kaedah yang digunakan menjadi acuan para pengembang perangkat lunak maupun perangkat keras (vendor). Lebih jauh daripada itu, sistem operasi melakukan semua tugastugas penting dalam komputer, dan
menjamin aplikasiaplikasi yang berbeda dapat berjalan secara bersamaan dengan lancar.

Sistem Operasi menjamin aplikasi software lainnya dapat menggunakan memori, melakukan input dan output terhadap peralatan lain, dan memiliki akses kepada sistem file. Apabila beberapa aplikasi berjalan secara bersamaan, maka Sistem Operasi mengatur skedule yang tepat, sehingga sedapat mungkin semua proses yang berjalan mendapatkan waktu yang cukup untuk menggunakan prosesor (CPU) serta tidak saling mengganggu. Dalam banyak kasus, sistem operasi menyediakan suatu pustaka dari fungsi-fungsi standar, dimana aplikasi lain dapat memanggil fungsifungsi itu, sehingga dalam setiap pembuatan program baru, tidak perlu membuat fungsifungsi
tersebut dari awal.

Sistem Operasi secara umum terdiri dari beberapa bagian:
1.      Mekanisme Boot, yaitu meletakkan kernel ke dalam memory
2.      Kernel, yaitu inti dari sebuah Sistem Operasi
3.      Command Interpreter atau shell, yang bertugas membaca input dari pengguna
4.      Pustakapustaka, yaitu yang menyediakan kumpulan fungsi dasar dan standar yang
5.      dapat dipanggil oleh aplikasi lain
6.      Driver untuk berinteraksi dengan hardware eksternal, sekaligus untuk mengontrol mereka. Sebagian Sistem Operasi hanya mengizinkan satu aplikasi saja yang berjalan pada satu waktu, tetapi sebagian besar Sistem Operasi baru mengizinkan beberapa aplikasi berjalan secara simultan pada waktu yang bersamaan. Sistem Operasi seperti itu disebut sebagai Multitasking Operating System. Beberapa Sistem Operasi berukuran sangat besar dan kompleks, serta inputnya tergantung kepada input pengguna, sedangkan Sistem Operasi lainnya sangat kecil dan dibuat dengan asumsi bekerja tanpa intervensi manusia sama sekali. Tipe yang pertama sering disebut sebagai Desktop OS, sedangkan tipe kedua adalah RealTime OS. Apache Web server dapat berjalan di sistem operasi yang populer saat ini, seperti Windows, GNU, Unix maupun Mac OS. Pemilihan GNU sendiri berdasarkan beberapa pertimbangan pribadi seperti pengalaman dalam menggunakannya maupun keandalan dari sistem
operasinya. Dengan menggunakan komputer sekelas desktop, sistem operasi ini bisa berjalan dan berfungsi sebagai web server, dipermudah dengan proses instalasi dengan pemilihan paketpaket server yang diinginkan – web server.

2.     Pengertian Client Server
Client-Server adalah arsitektur jaringan yang memisahkan client(biasanya aplikasi yang menggunakan GUI ) dengan server. Masing-masing client dapat meminta data atau informasi dari server.
Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi, tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
a.       Servis (layanan)
Ø  Hubungan antara proses yang berjalan pada mesin yang berbeda
Ø  Pemisahan fungsi berdasarkan ide layanannya.
Ø  Server sebagai provider, client sebagai konsumen

b.      Sharing resources (sumber daya)
Server bisa melayani beberapa client pada waktu yang sama, dan meregulasi akses bersama untuk share sumber daya dalam menjamin konsistensinya.

c.       Asymmetrical protocol (protokol yang tidak simetris )
Many-to-one relationship antara client dan server .Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan server menunggu secara pasif request dari client.
           
d.      Transparansi lokasi
Proses yang dilakukan server boleh terletak pada mesin yang sama atau pada  mesin yang berbeda melalui jaringan.Lokasi server harus mudah diakses dari client.


e.       Mix-and-Match
Perbedaan server client platforms
                         

f.       Pesan berbasiskan komunikasi
                        Interaksi server dan client melalui pengiriman pesan yang menyertakan
                        permintaan dan jawaban.
                       
g.      Pemisahan interface dan implementasi
                        Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi client selama interface pesan
                        yang diterbitkan tidak berubah.
                        Client Server System
























Client / Server Application





Perbedaan Tipe Client-Server
1.      File Server
Ø  File server vendors mengklaim bahwa mereka pertama menemukan istilah
 client-server.
Ø  Untuk sharing file melalui jaringan 





                     

         
2.      Database Servers
Ø  Client mengirimkan SQL requests sebagai pesan pada database server, selanjutnya hasil perintah SQL dikembalikan

Ø  Server menggunakan kekuatan proses yang diinginkan untuk menemukan data yang diminta dan kemudian semua record dikembalikan pada client.
           
           


                         

3.      Transaction Servers (Transaksi Server)
Ø  Client meminta remote procedures yang terletak pada server dengan sebuah SQL database engine.
Ø  Remote procedures ini mengeksekusi sebuah grup dari SQL statement
Ø  Hanya satu permintaan / jawaban yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi







4.      Groupsware Servers
Ø  Dikenal sebagai Computer-supported cooperative working
Ø  Manajemen semi-struktur informasi seperti teks, image, bulletin board dan aliaran kerja.
Ø  Data diatur sebagai dokumen


                         
5.      Object Application Servers
Ø  Aplikasi client/server ditulis sebagai satu set objek komunikasi
Ø  Client objects berkomunikasi dengan server objects melalui Request Broker (ORB)
Ø  Client meminta sebuah method pada remote object


           


                       


6.      Web Application Servers (Aplikasi Web Servers)
Ø  World Wide Web adalah aplikasi client server yang pertama yang digunakan untuk web.
Ø  Client dan servers berkomunikasi menggunakan RPC seperti protokol yang disebut HTTP.






3.      Penutup

Pemanfaatan komunikasi client/server dalam hal jasa layanan berbasis web, akan terus berkembang. Dengan demikian pemilihan aplikasi server dan sistem operasi menjadi perhatian utama. Dengan adanya permintaan yang bersamaan (concurrentrequest) dari client. Aplikasi web server harus mampu menanganinya dengan benar – sejalan dengan kemampuan sistem operasi mengatur penggunaan daya (resources) komputer terhadap aplikasi web server itu. Dengan demikian proses terhadap permintaan yang ditujukan ke server menghasilkan permintaan yang benar di sisi client.

Referensi :
https://www.google.com/search?q=Model+Peer+to+peer+tersentralisasi&biw=1366&bih=670&tbm=isch&source=lnms&sa=X&ved=0ahUKEwjjq9z34NPLAhUDWo4KHaVAAxwQ_AUIBygC#tbm=isch&q=6.%09Web+Application+Servers+%28Aplikasi+Web+Servers%29&imgrc=_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar